Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2014

Apa lagi?

Bagaimana kau bisa melalui ini semua? Melalui kenangan yang tak pernah ada habisnya membakar hati. Menggerogoti jiwa. Dan menimbulkan goresan luka. Mengapa kita harus melupakan semua? Jika maaf di ciptakan untuk manusia. Tidakkah maaf itu sudah cukup untuk menutup luka? Apa lagi yang kurang? Bagaimana cara kita kembali? Belum cukup kah kenangan dan maaf menjadi pemandu kita? Apa lagi? Katakan, apa lagi? Sampai kapan kita membiarkan keegoisan kita menang? Sampai kapan hati rela di jajah dengki? Sampai kapan keterpurukan mengambil mimpi mimpi kita? Sampai kapan harapan tetap menjadi harapan? Kalau waktu dan maaf tidak dapat menyelesaikannya. Dapatkah hati menerima penyesalan sebagai dendanya. Jika denda sudah terpenuhi dapatkah luka tersebut sembuh? Dan apakah rasa perih dan sakit kian menghilang?

Dapatkah kita kembali?

Saat keterpurukan datang Saat kata maaf tidak lagi dapat berguna Saat semua sudah terjadi Saat mimpi hampir hilang Tak ada lagi mentari yang menyinari Kemana pun pergi kenangan menghampiri Bagai bayangan yang tak mau pergi Bagai mimpi buruk yang menghantui Ada saatnya hati ingin kembali Memperbaiki masa lalu Ada kalanya hasrat ingin pergi ke masa lalu Namun terbentur kenyataan Apakah sebuah kesalahan dapat mengubah semuanya? Termasuk kenangan yang telah terukir Apakah ada masanya kita menyesali sesuatu? Saat semua kenangan telah terhapus Apakah kita dapat kembali pada saat semua baik baik saja? Dapatkah waktu menyembuhkan luka? Atau dendam yang akan menyembuhkanya? Dan apa yang akan terjadi dengan sang luka? Jika luka telah terobati. Apakah hati juga telah pulih? Jika hati telah pulih. Adakah jalan untuk kembali mengenang semuanya? Apa kita dapat kembali? Menerobos ego dalam hati Menghancurkan dengki dan dendam Mengenang kenangan indah. Dapatkah?

Air mata

Untuk apa kau masih bertahan dengan airmata. Bukankah air matamu itu pun tak dapat menyelamatkan hatimu. Bukalah matamu! Dapatkah kau sedikit saja menatap ku! Aku memaksa! Ya. Aku memaksa mu untuk bangkit dan kembali menatap dunia! Bukan hanya karena kau tak bisa melihat angin. Kau pun tak dapat merasa kannya. Bukan hanya karena kau pernah tersakiti oleh seseorang. Kau bebas menilai semua orang menjadi salah. Bukalah matamu. Bukalah mata hatimu juga. Dunia ini indah. Seindah indahnya orang yang menghargainya. Hargai semua orang yang telah berjuang. Berjuang untuk bahagia mu yang kau coba pungkiri. Cepat lah sadar, kau tidak sendiri. Jangan sampai rasa kesepianmu merenggut orang orang yang rela berada di sampingmu. Hargai mereka, walau hanya dengan senyum paksa dari bibirmu. Jangan biarkan mereka merasa sia sia.

Senja dan malam

Begitu dekat hingga seperti tak ada jarak diantaranya. Malam dan Senja. Begitu sempurna sebagai penutup hari yang saling melengkapi. Malam dan Senja. Begitu elok parasmu, wahai senja. Mempercantik diri setiap saat di penghujung hari. Mencoba sempurna untuk yang di tunggu. Walau dirinya tahu mereka tak mungkin bersatu. Tatapan iri dia lontarkan. Dia sang malam. Menatap harmoni indah antara bulan dan bintang. Meredam iri dalam hati yang terluka karena kenyataan. Begitu tragis kisah mereka Tentang senja yang mengejar malam. Tentang malam yang menunggu senja. Tapi tak akan pernah menyatu. Berkali kali sang senja meminta Tuhan untuk menyatukan mereka. Tapi itu tidak mungkin. Karena dari awal mereka di ciptakan agar tak bisa menyatu. Berkali kali pula sang malam harus kesal karena mendengar alasan Tuhan tentang senja.