Sepenggal cerita orang orang penantang maut.


Saya akan menceritakan sebuah kisah nyata yang diambil dari sebuah perjalan saya ke suatu tempat di daerah jawa tengah. Dengan adanya kisah ini mungkin akan menjadikan kita semakin bersyukur dengan apa yang telah kita punya. Kisah ini mungkin hanya salah satu dari sebagian besar kisah kisah tegar dari berbagai macam konflik kehidupan.

Menantang si panjang berbisa


Ular marupakan hewan yang menakutkan bagi sebagian orang. Namun berbeda dengan Yanto (nama panggilan) dan keluarganya. Berburu ular kobra dan ular tanah memanglah pekerjaan mereka setiap hari. Pekerjaan ini mereka lakoni demi menyambung hidup setiap harinya. Berburu ular kobra pada siang hingga petang, dan berburu ular tanah pada malam hingga pagi hari. Yanto dan anakknya tidak pernah menggunakan alat alat canggih dalam melakukan pemburuan. Mereka hanya menggunakan pacul dan bantuan  anjing dalam setiap melakukan pemburuan.  Bisaanya yanto melakukan pemburuan ular kobra pada pagi hingga petang hari karena jejak ular bisaanya akan lebih mudah terlihat. Ular kobra bisaanya bersambunyi pada lubang lubang tanah. Akan tetapi tidak semua lubang terdapat ular kobra hanya yang rata dan halus. Pada musim penghujan bisaanya terdapat bercak atau jejak yang ditimbulkan ular. Hal ini sangat menguntungkan mereka karena mereka dapat lebih mudah dalam melakukan pemburuan. Sebagai pemburu ular, Yanto dan anaknya sudah mengatahui bagaimana bahaya pekerjaan yang digelutinya. Jika beruntung, sepanjang berburu Yanto akan mendapatkan ular hingga 5 – 6 ular, yang bisaanya ia jual seharga Rp. 7000,- rupiah/ ekornya.

Setelah siang menutup hari anak yanto lah yang melanjutkan pemburuan. Dikarenakan fisik yang sudah renta dan bahaya yang mengancam menyebabkan yanto tak dapat pergi berburu pada malam hari. Maka Surdi dan odong lah yang mencari ular tanah, Karena pada malam hari lah ular tanah bisaanya keluar. Dibantu dengan cahaya bulan dan lampu petromak mereka melakukan perburuan. Ular tanah lebih bahaya di bandingkan ular kobra dan lebih sulit dicari. Ular tanah akan langsung menyerang jika ada bagian tubuhnya terinjak maka dalam pemburuan haruslah eksta hati hati. Pernah dua kali odong terkena serangan ular tanah, akan tetapi ia beruntung nasib baik masih ada padanya. Tapi biarpun begitu pengalaman tersebut tak menjadikannya menyerah dalam melakukan pekerjaan itu. Untuk ular tanah bisaanya dijual seharga 9000 perekor. Dan jika keberuntungan datang mereka dapat menangkap ular tanah hingga 5 ekor perharinya. Pekerjaan ini sudah mereka geluti selama 5 tahun. Pasaran ular tanah masih tinggi karena masih di pikat oleh para kolektor dan dapat dikonsumsi. Akan tetapi belakangan ini mereka kesuliatan mencari ular tanah karena pemukiman penduduk yang menyebabkan tempat tinggal ular jadi habis dan hilang. Sebenarnya mereka ingin berganti profesi pekerjaan jika ada. Namun bagi mereka dari pada tidak berkerja dan selama tidak merugikan orang lain berburu merupakan pekerjaan lain yang menguntungkan.

Dari kisah tersebut bukankah kita seharusnya bersyukur karena tanpa sadar kita telah diberikan banyak kenikmatan? Jika dibandingkan mereka yang harus mempertaruhkan nyawa mereka hanya karena ingin mendapatkan sepeser uang untuk menyambung hidup. Tidakkah kita harusnya sadar betapa kita sangat beruntung?
Semoga kisah ini dapat menginspirasi kita semua








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh SCM (Supply Chain Management) Pada Sepatu Adidas

Struktur atau Skema Organisasi

CONTOH STRUKTUR ORGANISASI BANK BCA CARD CENTRE CABANG SURABAYA